![]() |
Tasmanian Government |
Abalone memiliki cangkang dengan struktur spiral terbuka rendah. Pada cangkang tersebut terdapat sejumlah lubang pernapasan di baris mendekati ujung terluar. Cangkang abalone memiliki bentuk bundar atau oval cekung; ada yang sangat melengkung, ada pula yang sangat datar. Lapisan dalam yang tebal tersusun oleh nacre (induk mutiara, atau "mother-of-pearl"), yang di dalam banyak spesies yang dapat berubah warna, sehingga menghasilkan warna-warna yang kuat dan dapat berubah-ubah. Keistimewaan ini mengundang daya tarik untuk dijadikan perhiasan dan sebagai sumber induk mutiara yang berwarna-warni. Daging abalone (foot muscle) dimanfaatkan sebagai bahan makanan, sedangkan cangkangnya dimanfaatkan sebagai hiasan dan sebagai sumber induk mutiara untuk perhiasan, kancing, manik-manik (Loosanoff, 1997). Mutiara yang dihasilkan oleh abalone juga telah dikenal oleh manusia selama ratusan tahun.
Abalone berkembang biak di banyak tempat di seluruh dunia, di sepanjang perairan pesisir, kecuali di pantai Pasifik bagian Amerika Selatan, Pantai Timur Amerika Serikat, Arktik, dan Antarktika (Anon, 2014g). Sebagian besar spesies abalone ditemukan di perairan dingin, seperti lepas pantai Selandia Baru, Afrika Selatan, Australia, Amerika Utara bagian Barat, dan Jepang.
Tingkat popularitas dan kelangkaan yang semakin tinggi membuat harga abalone semakin melambung. Sebagai contoh, dengan mempertimbangkan tingkat inflasi dollar, pada era 1920an, harga satu porsi abalone (dengan berat 4 ons) yang dihidangkan di restoran adalah $7. Pada tahun 2004, harga tersebut melambung menjadi $75 (Jones, 2008). Di negara Jepang abalone mentah dijadikan bahan makanan awabi sushi. Sedangkan abalone yang telah diasini dan difermentasi menjadi bahan utama makanan tottsuru (Akimichi, 1999). Budidaya abalone mulai dikenal pada akhir era 1950an dan awal era 1960an di Jepang dan Cina (Anon, 2012). Abalone telah sekian lama menjadi sumber makanan yang bermutu tinggi bagi manusia di setiap kawasan di dunia yang memiliki tingkat kelimpahan spesies yang tinggi. Daging abalone digemari di beberapa daerah di Amerika Latin (khususnya Chile), Prancis, Selandia Baru, Asia Tenggara, dan Asia Timur.
Referensi:
Akimichi T. (1999). The Enduring Appeal of Abalone Kikkoman Food Forum. Kikkoman.com.
Anon (2012). Abalone Information: Introduction. Fishtech.
Anon (2014g). Distribution Map: Haliotis. Ocean Biogeographic Information.
Cox K. W. (1962). California abalone, family Haliotidae. The Resources Agency of California Department of Fish and Game: Fish Bulletin 118.
Dauphin Y., Cuif J. P., Mutvei H. & Denis A. (1989). Mineralogy, Chemistry and Ultrastructure of the External Shell-layer of Ten Species of Haliotis with Reference to Haliotis tuberculata (Mollusca, Archaeogastropoda). Bulletin of the Geological Institutions of the University of Uppsala 15: 7-38.
Department of Primary Industries, Environment Sea Fishing & Aquaculture. Abalone Fishing. Diakses pada 2 April 2016 dari http://dpipwe.tas.gov.au/sea-fishing-aquaculture/recreational-fishing/abalone
Jones G. A. (2008). Quite the Choicest Protein Dish. The Costs of Consuming Seafood in American Restaurants, 1850-2006. In D. J. Starkey, P. Holm & M. Barnard. Oceans Past: Management Insights from the History of Marine Animal Populations. London: Earthscan.
Loosanoff V. L. (1997). Abalone. In B. Johnston. Collier's Encyclopedia. I: A to Ameland (1st ed.). New York: P. F. Collier.