Kamis, 31 Maret 2016

Bisnis Berwawasan Lingkungan Berkelanjutan

Keberlanjutan lingkungan (environmental sustainability) meliputi pembuatan keputusan dan mengambil tindakan yang mengandung maksud untuk melindungi alam sekitar. Perhatian khusus keberlanjutan lingkungan adalah pada pelestarian kemampuan lingkungan untuk menopang kehidupan manusia.

Prinsip  lingkungan yang lestari dapat dijadikan sebagai pedoman di dalam praktek bisnis dengan tetap mempertimbangkan keuntungan kompetitif di pasar. Kepedulian terhadap pelestarian lingkungan di dalam kegiatan bisnis bertujuan untuk menekan dampak yang merugikan dari kegiatan bisnis tersebut bagi lingkungan sekitar. Dampak yang dimaksud di sini tidak sebatas berapa banyak limbah yang dihasilkan atau energi yang dipergunakan, melainkan juga proses-proses pengembangan apa saja yang akan menghasilkan bisnis yang berkelanjutan.

Kegiatan bisnis diharapkan mampu menjadi pemuka di dalam usaha pelestarian lingkungan karena kegiatan ini memiliki kontribusi yang paling besar dan kedudukannya sebagai pihak yang berpotensi menghasilkan perubahan yang signifikan. Bisnis yang berwawasan lingkungan berkelanjutan dipandang sebagai pemimpin pasar, inovator, dan patuh pada tanggung jawab sosial. Penciptaan citra bisnis yang berwawasan lingkungan yang berkelanjutan akan membantu di dalam membangun kepercayaan dan penghargaan dari berbagai jenis dan lingkup konsumen.

Terdapat tiga butir penting yang menganjurkan perlunya perhatian kepada lingkungan yang berkelanjutan di dalam kegiatan bisnis, yaitu: (1) fakta bahwa praktek-praktek lingkungan yang berkelanjutan memiliki resiko yang kecil bagi operasi bisnis; (2) bisnis yang berprinsip lingkungan yang berkelanjutan memiliki daya saing untuk menarik minat konsumen dan investor; dan (3) bisnis yang berwawasan lingkungan yang berkelanjutan tidak memiliki dampak negatif terhadap kemampuan sebuah bisnis untuk menghasilkan profit.

Bisnis masa kini sering berada di persimpangan, antara usaha untuk mendapatkan profit sebanyak-banyaknya dan usaha untuk ikut menjaga kelestarian lingkungan. Terkait dengan hal ini, Paul Polman, CEO Unilever, berpendapat bahwa bisnis tidak dapat memilih antara pertumbuhan ekonomi dan keberlanjutan; bisnis harus mengedepankan kedua-duanya secara berimbang. Untuk mencapai keadaan ini maka pelaku bisnis harus mampu melakukan diferensiasi barang dan/atau jasa yang ditawarkan. Diferensiasi dilakukan berdasarkan banyak faktor, antara lain harga, kualitas, kenyamanan dan pelayanan.  Diferensiasi didorong oleh perubahan harapan konsumen. Konsumen menjadi semakin peduli dan semakin tertarik untuk membatasi dampak negatif terhadap lingkungan. Konsumen juga semakin terbuka di dalam mengungkapkan  kekecewaan mereka kepada bisnis yang mengedepankan profit dengan mengorbankan kesehatan lingkungan.

Setelah diferensi tercapai maka pelaku bisnis perlu melakukan pemasaran berbasis lingkungan (atau green marketing). Pemasaran berbasis lingkungan adalah usaha pemasaran barang dan jasa yang aman bagi lingkungan. Tidak terdapat potensi yang tidak dimanfaatkan di dalam bidang ini karena konsumen menjadi semakin tertarik pada opsi-opsi pelestarian lingkungan. Pelaku bisnis harus mempertimbangkan fakta bahwa bisnis yang tidak mendukung lingkungan yang berkelanjutan akan membatasi diri dari sekelompok konsumen yang hanya membeli produk-produk yang berkelanjutan. Akan tetapi, bisnis-bisnis yang berkelanjutan membuka diri kepada semua konsumen terlepas dari kepentingan yang mereka tempatkan pada kelestarian lingkungan.

Referensi:
Failte Ireland Business Tools. Environmental Sustainability in Business: A guide to help you make responsible decisions that will reduce your business' negative impact on the environment. Dublin: State of New South Wales through NSW Trade & Investment. Diakses pada 29 Maret 2016 dalam http://www.failteireland.ie.