Senin, 11 April 2016

Lebih dekat dengan Abalone

Abalone adalah sebutan umum untuk semua jenis keong laut, moluska gastropod laut dan famili Haliotidae (Gofas, Tran & Bouchet, 2014). Taksonomi abalone menempatkannya ke dalam famili Haliotidae yang hanya terdiri atas satu genus, yakni Haliotis. Popularitas abalone dimulai sejak Panama-Pacific International Exposition yang berlangsung pada tahun 1915 (Loosanoff, 1997). Jumlah spesies yang saat ini diketahui di dalam genus Haliotis mengalami fluktuasi dari waktu ke waktu. Jumlah yang diketahui secara umum berkisar antara 30 dan 130 spesies (Dauphin et al., 1989; Cox, 1962).
Tasmanian Government

Abalone memiliki cangkang dengan struktur spiral terbuka rendah. Pada cangkang tersebut terdapat sejumlah lubang pernapasan di baris mendekati ujung terluar. Cangkang abalone memiliki bentuk bundar atau oval cekung; ada yang sangat melengkung, ada pula yang sangat datar. Lapisan dalam yang tebal tersusun oleh nacre (induk mutiara, atau "mother-of-pearl"), yang di dalam banyak spesies yang dapat berubah warna, sehingga menghasilkan warna-warna yang kuat dan dapat berubah-ubah. Keistimewaan ini mengundang daya tarik untuk dijadikan perhiasan dan sebagai sumber induk mutiara yang berwarna-warni. Daging abalone (foot muscle) dimanfaatkan sebagai bahan makanan, sedangkan cangkangnya dimanfaatkan sebagai hiasan dan sebagai sumber induk mutiara untuk perhiasan, kancing, manik-manik (Loosanoff, 1997). Mutiara yang dihasilkan oleh abalone juga telah dikenal oleh manusia selama ratusan tahun.

Abalone berkembang biak di banyak tempat di seluruh dunia, di sepanjang perairan pesisir, kecuali di pantai Pasifik bagian Amerika Selatan, Pantai Timur Amerika Serikat, Arktik, dan Antarktika (Anon, 2014g). Sebagian besar spesies abalone ditemukan di perairan dingin, seperti lepas pantai Selandia Baru, Afrika Selatan, Australia, Amerika Utara bagian Barat, dan Jepang.

Tingkat popularitas dan kelangkaan yang semakin tinggi membuat harga abalone semakin melambung. Sebagai contoh, dengan mempertimbangkan tingkat inflasi dollar, pada era 1920an, harga satu porsi abalone (dengan berat 4 ons) yang dihidangkan di restoran adalah $7. Pada tahun 2004, harga tersebut melambung menjadi $75 (Jones, 2008). Di negara Jepang abalone mentah dijadikan bahan makanan awabi sushi. Sedangkan abalone yang telah diasini dan difermentasi menjadi bahan utama makanan tottsuru (Akimichi, 1999). Budidaya abalone mulai dikenal pada akhir era 1950an dan awal era 1960an di Jepang dan Cina (Anon, 2012). Abalone telah sekian lama menjadi sumber makanan yang bermutu tinggi bagi manusia di setiap kawasan di dunia yang memiliki tingkat kelimpahan spesies yang tinggi. Daging abalone digemari di beberapa daerah di Amerika Latin (khususnya Chile), Prancis, Selandia Baru, Asia Tenggara, dan Asia Timur.

Referensi:

Akimichi T. (1999). The Enduring Appeal of Abalone Kikkoman Food Forum. Kikkoman.com.
Anon (2012). Abalone Information: Introduction. Fishtech.
Anon (2014g). Distribution Map: Haliotis. Ocean Biogeographic Information.
Cox K. W. (1962). California abalone, family Haliotidae. The Resources Agency of California Department of Fish and Game: Fish Bulletin 118.
Dauphin Y., Cuif J. P., Mutvei H. & Denis A. (1989). Mineralogy, Chemistry and Ultrastructure of the External Shell-layer of Ten Species of Haliotis with Reference to Haliotis tuberculata (Mollusca, Archaeogastropoda). Bulletin of the Geological Institutions of the University of Uppsala 15: 7-38.
Department of Primary Industries, Environment Sea Fishing & Aquaculture. Abalone Fishing. Diakses pada 2 April 2016 dari http://dpipwe.tas.gov.au/sea-fishing-aquaculture/recreational-fishing/abalone
Jones G. A. (2008). Quite the Choicest Protein Dish. The Costs of Consuming Seafood in American Restaurants, 1850-2006. In D. J. Starkey, P. Holm & M. Barnard. Oceans Past: Management Insights from the History of Marine Animal Populations. London: Earthscan.
Loosanoff V. L. (1997). Abalone. In B. Johnston. Collier's Encyclopedia. I: A to Ameland (1st ed.). New York: P. F. Collier.

Kamis, 07 April 2016

Komposisi Kimia Palm Kernel Cake

Palm kernel cake (PKC) adalah residu padat yang hasil ekstraksi bungkil sawit. Melalui proses lebih lanjut PKC dapat dipergunakan kembali sebagai bahan makanan. Penggunaan secara umum palm kernel cake (PKC) adalah sebagai pakan pembentuk energi untuk hewan ternak potong dan perah. PKC memiliki proporsi hingga 70-80 persen kebutuhan ternak potong. Artikel kali ini akan menyajikan secara singkat komposisi kimia PKC hasil penelitian yang dilakukan oleh Alimon (2004) dan Jaafar et al. (1992).

Hasil analisis proksimat terhadap palm kernel cake (PKC) menunjukkan bahwa PKC dapat dikelompokkan ke dalam pakan pembentuk energi karena memiliki kandungan protein hanya sekitar 16-18 persen, sehingga tidak memenuhi syarat untuk menjadi pakan berprotein. Komposisi kimia PKC sangat mirip dengan komposisi corn gluten atau rice bran. Kelebihannya ialah bahwa PKC dianggap mencukupi kebutuhan sebagian besar ruminan.

Kandungan crude fibre pada PKC (17-18 persen) mampu memenuhi kebutuhan serat ruminan, namun tergolong tinggi bagi non-ruminan, sehingga tidak cocok bagi unggas. Kandungan shell yang dapat mencapai 10 persen mempengaruhi tingginya kandungan serat. Komponen berserat di sini terutama tersusun oleh polisakarida dari mannose yang tidak dapat larut (mannan). Menurut Jaafar dan Jarvis (1992), dinding sel terbentuk oleh 58 persen mannan, 12 persen selulose dan 4 persen xylan, dan menyimpulkan bahwa PKC lebih cocok diberikan kepada ruminan. Faktor lain yang menjadi alasan pemberian PKC untuk ruminan adalah energi yang dapat dimetabolisasi (ME) sebesar 10,5-11,0 MJ per kilogram. Sedangkan pada unggas, ME di dalam PKC terhitung agak rendah, yaitu 6,5-75 MJ per kilogram). Sebagai contoh, ME untuk itik berkisar 7-8 MJ per kilogram.

Tabel Analisis proksimat palm kernel cake (dalam persen)
Materi kering : 88,0-94,5
Crude protein : 14,5-19,6
Crude fibre : 13,0-20,0
Ekstrak ether : 5,0-8,0
Ash : 3,0-12,0
Ekstrak bebas nitrogen : 46,7-58,8
Serat deterjen netral : 66,8-78,9
Energi yang dapat dimetabolisasi (MJ per kilogram)
-Ruminan : 10,5-11,5
-Unggas : 6,5-7,5
-Swine (hewan famili Suidae; ternak berleher pendek) : 10,0-10,5

Referensi:
Alimon A. A. (2004). The Nutritive Value of Palm Kernel Cake for Animal Feed. Research Gate, January 2004. Diakses 1 April 2016 dari https://www.researchgate.net/publication/242540604.
Jaafar M. D. & Jarvis M. C (1992). Mannans of oil palm kernels. Phytochemistry, 31(2): 463-464.

Selasa, 05 April 2016

Agribisnis Mendukung SDGs dan Agenda 2030

Komisi Dunia untuk Lingkungan dan Pembangunan (WCED = World Commission on Environment and Development) telah mencanangkan seruan dengan motto "people, planet, profit" yang dijadikan trilogi keberlanjutan. Hal ini dimotivasi oleh pernyataan dari Brundtland Report (1987) bahwa pembangunan berkelanutan adalah pembangunan yang memenuhi kebutuhan masa kini tanpa memberikan kompromi terhadap kemampuan generasi mendatang untuk memenuhi kebutuhan mereka sendiri".

Prinsip pembangunan yang berkelanjutan telah dicanangkan oleh PBB melalui program Sustainable Development Goals (SDGs) yang memuat tujuan-tujuan pokok pembangunan berkelanjutan Di dalam mewujudkan tujuan berikut target-target dari setiap tujuan, peran serta semua pemangku kepentingan diharapkan secara aktif dan proaktif dalam lingkungan yang saling membantu dan saling menguntungkan. Bidang usaha menjadi salah satu di antara pelaku utama untuk mewujudkan cita-cita Agenda 2030.

Gagasan tentang pengelolaan yang berkelanjutan semakin ditekankan di dalam hampir semua bidang kegiatan semua lapisan masyarakat. Pengembangan kapasitas nasional untuk mencapai Agenda 2030 dan SDGs memerlukan kemitraan kolaboratif antara pemerintah dan pelaku di luar pemerintah pada semua lapisan. Sektor-sektor yang termasuk sebagai "kelompok inti" pendukung keberhasilan tujuan pembangunan berkelanjutan adalah sebagai berikut: perempuan; anak-anak dan generasi muda; warga asli; organisasi non-pemerintah; otoritas daerah; pekerja dan serikat pekerja; bisnis dan industri; komunitas sains dan teknologi; pelaku bidang pertanian.

Perkembangan terakhir menunjukkan bahwa prinsip pengelolaan berkelanjutan juga dikampanyekan di dalam bidang agribisnis. Penyebabnya ialah banyaknya sikap ketidakpuasan terhadap industrialisasi dalam produksi pertanian dan pemrosesan makanan serta tekanan publik terhadap perusahaan-perusahaan agribisnis untuk menjalankan praktek pengelolaan yang lebih berkelanjutan (Friedrich et al., 2007). Dengan memandang keberlanjutan sebagai faktor pendorong inovasi dan pembuka kesempatan, para pelaku usaha dituntut untuk menunjukkan kinerja terbaik di dalam menjalankan tanggung jawab sosial (Accenture, 2016).Adapun tujuan SDGs dan Agenda 2030 yang berkesuaian dengan bidang agribisnis antara lain, namun dalam perkembangannya tidak terbatas untuk, sebagai berikut:
Tujuan 6 : memastikan ketersediaan dan pengelolaan berkelanjutan air dan sanitasi untuk semua lapisan masyarakat.
Tujuan 9 : mengembangkan infrastruktur yang dapat dipulihkan, mempromosikan industrialisasi yang inklusif dan berkelanjutan dan menggalakkan inovasi.
Tujuan 11 : menciptakan lingkungan kota dan permukiman yang inklusif, aman, dapat pulih kembali, dan berkelanjutan.
Tujuan 12 : memastikan pola konsumsi dan produksi yang berkelanjutan.
Tujuan 14 : Melestarikan dan memanfaatkan sumber daya secara berkelanjutan untuk pembangunan berkelanjutan.

Agribisnis memiliki peran yang penting di dalam mewujudkan cita-cita pembangunan yang berkelanjutan yang telah dicanangkan oleh Persatuan Bangsa-Bangsa melalui Agenda 2030 dan Sustainable Development Goals (SDGs). Sektor agribisnis harus memperhatikan semua permasalahan di dalam rantai persediaan usahanya untuk mendukung prinsip pengelolaan yang berkelanjutan. Pertimbangan harus diberikan di dalam: pemanfaatan air; pengemasan dan pelabelan; polusi air; keamanan makanan; pengolahan dan pembuagan air; nutrisi; modifikasi genetik; profitabilitas; kelestarian hewan; kesegaran, kualitas dan integritas produk; emisi metana dan transport; persediaan saat ini; dan makanan yang sehat dan seimbang.

Isu-isu penting di atas dapat dikelompokkan ke dalam tiga tahapan kunci di dalam rantai persediaan agribisnis, yaitu: 1) di lokasi pertanian; 2) pemrosesan/pengolahan; dan 3) keterlibatan konsumen akhir.

CV Banyumili Ngundhuh Rejeki sebagai pelaku agribisnis sangat memperhatikan fenomena dan perkembangan kekinian dengan mengedepankan usaha pelestarian lingkungan di tengah persaingan bisnis untuk mengejar profit. Berdasarkan ruang gerak dan bidang kegiatannya agribisnis berpotensi untuk mendukung sejumlah tujuan dan dari SDGs sejalan dengan Agenda 2030.

CV Banyumili Ngundhuh Rejeki telah menyusun rencana dan program kegiatan bisnisnya untuk memberikan respon yang positif kepada tujuan-tujuan SDGs tersebut di atas dengan bergerak di dalam bidang agribisnis, kuliner dan perdagangan umum yang memperhatikan kelestarian lingkungan. Penggunaan bahan-bahan yang ramah lingkungan, mudah diuraikan di alam, dan pembelian kembali (buyback) limbah ikan/ternak dan hasil perkebunan/pertanian/kehutanan, yang tidak digunakan, menjadi salah satu budaya perusahaan di dalam menjalankan aktivitas bisnisnya.

Referensi:
Accenture. Sustainability Solutions. Diakses 3 April 2016 dari https://www.accenture.com/id-en/service-agribusiness-sustainability.aspx.
Friedrich N., Heyder M. & Theuvsen L. Sustainability Management in Agribusiness: Challenges, Concepts, Responsibilities and Performance. Department of Agricultural Economics and Rural Development, Georg-August University of Gottingen, Germany. Diakses 3 April 2016.
United Nations. Our Common Future. Bruntland Report 1987. Diakses 3 April 2016.
United Nations. Sustainable Development Knowledge Platform. Diakses 3 April 2016 dari http://sustainabledevelopment.un.org/

Minggu, 03 April 2016

Definisi Agribisnis

Istilah "agribisnis" di dalam definisi ini diambil dari istilah bahasa Inggris yaitu "agribusiness". Masih terdapat banyak pengertian dari sejumlah pakar yang belum tercantum di dalam tulisan ini, namun setidaknya dapat memberikan informasi yang lebih tentang pengertian agribisnis secara umum.

Agribisnis adalah sebuah industri yang berhubungan dengan usaha memproduksi operasi-operasi bidang pertanian, pengolahan, dan distribusi pertanian, serta pemrosesan, penyimpanan, dan distribusi komoditi peternakan. Agribisnis adalah bisnis atau industri bidang peternakan atau pertanian yang biasanya memiliki skala besar. [merriam-webster.com/dictionary/agribusiness]
---
Agribisnis adalah bagian dari ekonomi yang diperuntukkan bagi produksi, pemrosesan, dan distribusi makanan, termasuk institusi keuangan yang mendanai aktivitas-aktivitas tersebut. Agribisnis menitikberatkan pertanian sebagai sebuah bisnis skala besar daripada usaha keluarga bidang pertanian berskala kecil. [dictionary.com/browse/agribusiness]
---
Agribisnis adalah bisnis yang memperoleh sebagian besar pendapatan dari bidang pertanian. Sebuah usaha agribisnis cenderung berbentuk operasi bisnis skala besar dan dapat "dabble" peternakan, pemrosesan dan pengolahan dan/atau pengemasan dan distribusi produk. [businessdictionary.com/definition/agribusiness.html]
---
Agribisnis adalah sektor bisnis yang membidangi pertanian dan aktivitas-aktivitas yang berhubungan dengan komersial yang berhubungan dengan pertanian [investopedia.com/terms/a/agribusiness.asp]
---
Agribisnis adalah segala bentuk bisnis yang terkait dengan produksi, penyiapan dan penjualan hasil pertanian[dictionary.cambridge.org/dictionary/english/agribusiness]
---
Istilah agribisnis dapat merujuk pada perusahaan perusahaan yang terlibat di dalam agribisnis [oxforddictionaries.com/definition/english/agribusiness]

Kamis, 31 Maret 2016

Bisnis Berwawasan Lingkungan Berkelanjutan

Keberlanjutan lingkungan (environmental sustainability) meliputi pembuatan keputusan dan mengambil tindakan yang mengandung maksud untuk melindungi alam sekitar. Perhatian khusus keberlanjutan lingkungan adalah pada pelestarian kemampuan lingkungan untuk menopang kehidupan manusia.

Prinsip  lingkungan yang lestari dapat dijadikan sebagai pedoman di dalam praktek bisnis dengan tetap mempertimbangkan keuntungan kompetitif di pasar. Kepedulian terhadap pelestarian lingkungan di dalam kegiatan bisnis bertujuan untuk menekan dampak yang merugikan dari kegiatan bisnis tersebut bagi lingkungan sekitar. Dampak yang dimaksud di sini tidak sebatas berapa banyak limbah yang dihasilkan atau energi yang dipergunakan, melainkan juga proses-proses pengembangan apa saja yang akan menghasilkan bisnis yang berkelanjutan.

Kegiatan bisnis diharapkan mampu menjadi pemuka di dalam usaha pelestarian lingkungan karena kegiatan ini memiliki kontribusi yang paling besar dan kedudukannya sebagai pihak yang berpotensi menghasilkan perubahan yang signifikan. Bisnis yang berwawasan lingkungan berkelanjutan dipandang sebagai pemimpin pasar, inovator, dan patuh pada tanggung jawab sosial. Penciptaan citra bisnis yang berwawasan lingkungan yang berkelanjutan akan membantu di dalam membangun kepercayaan dan penghargaan dari berbagai jenis dan lingkup konsumen.

Terdapat tiga butir penting yang menganjurkan perlunya perhatian kepada lingkungan yang berkelanjutan di dalam kegiatan bisnis, yaitu: (1) fakta bahwa praktek-praktek lingkungan yang berkelanjutan memiliki resiko yang kecil bagi operasi bisnis; (2) bisnis yang berprinsip lingkungan yang berkelanjutan memiliki daya saing untuk menarik minat konsumen dan investor; dan (3) bisnis yang berwawasan lingkungan yang berkelanjutan tidak memiliki dampak negatif terhadap kemampuan sebuah bisnis untuk menghasilkan profit.

Bisnis masa kini sering berada di persimpangan, antara usaha untuk mendapatkan profit sebanyak-banyaknya dan usaha untuk ikut menjaga kelestarian lingkungan. Terkait dengan hal ini, Paul Polman, CEO Unilever, berpendapat bahwa bisnis tidak dapat memilih antara pertumbuhan ekonomi dan keberlanjutan; bisnis harus mengedepankan kedua-duanya secara berimbang. Untuk mencapai keadaan ini maka pelaku bisnis harus mampu melakukan diferensiasi barang dan/atau jasa yang ditawarkan. Diferensiasi dilakukan berdasarkan banyak faktor, antara lain harga, kualitas, kenyamanan dan pelayanan.  Diferensiasi didorong oleh perubahan harapan konsumen. Konsumen menjadi semakin peduli dan semakin tertarik untuk membatasi dampak negatif terhadap lingkungan. Konsumen juga semakin terbuka di dalam mengungkapkan  kekecewaan mereka kepada bisnis yang mengedepankan profit dengan mengorbankan kesehatan lingkungan.

Setelah diferensi tercapai maka pelaku bisnis perlu melakukan pemasaran berbasis lingkungan (atau green marketing). Pemasaran berbasis lingkungan adalah usaha pemasaran barang dan jasa yang aman bagi lingkungan. Tidak terdapat potensi yang tidak dimanfaatkan di dalam bidang ini karena konsumen menjadi semakin tertarik pada opsi-opsi pelestarian lingkungan. Pelaku bisnis harus mempertimbangkan fakta bahwa bisnis yang tidak mendukung lingkungan yang berkelanjutan akan membatasi diri dari sekelompok konsumen yang hanya membeli produk-produk yang berkelanjutan. Akan tetapi, bisnis-bisnis yang berkelanjutan membuka diri kepada semua konsumen terlepas dari kepentingan yang mereka tempatkan pada kelestarian lingkungan.

Referensi:
Failte Ireland Business Tools. Environmental Sustainability in Business: A guide to help you make responsible decisions that will reduce your business' negative impact on the environment. Dublin: State of New South Wales through NSW Trade & Investment. Diakses pada 29 Maret 2016 dalam http://www.failteireland.ie.



Selasa, 29 Maret 2016

Langkah-langkah untuk menyusun rencana bisnis

Rencana bisnis membantu pelaku bisnis untuk mengidentifikasi kebutuhan dan tantangan di dalam merintis perusahaan yang berorientasi pada profit. Rencana bisnis harus didukung oleh berbagai sumber daya yang memudahkan pelaku bisnis untuk menarik minat investor. Rencana bisnis harus disusun sedemikian rupa sehingga bersifat praktis yang mencakup tiga bagian penting, yaitu:

a) Penyusunan dokumen

Sebuah rencana bisnis sebaiknya terdiri atas lembar sampul, halaman isi, ringkasan eksekutif, bagian-bagian spesifik dan lampiran. Bagian-bagian spesifik dapat memuat deskripsi produk atau jasa, kajian pasar, strategi pemasaran, informasi keuangan, rencana implementasi, pengendalian dan pengukuran.

b) Penyusunan halaman dokumen

Halaman sampul sebaiknya memuat frasa "Rencana Bisnis untuk..." dan nama bisnis. Cantumkan nama, tanggal dan informasi kontak. Halaman isi sebaiknya mencakup pengantar untuk bagian-bagian khusus dan anak-pengantar untuk membantu menyebarkan informasi ke dalam bidang-bidang yang lebih dapat dikelola. Sebagai contoh, di dalam bagian strategi pemasaran, anak-pengantar dapat memuat frasa-frasa seperti "saluran distribusi," "harga," "periklanan," "hubungan masyarakat," "website, promosi," dan "pengawasan." Ringkasan eksekutif harus memuat pandangan umum tentang rencana bisnis tanpa harus disertai dengan penjelasan detil.

c) Deskripsi barang atau jasa

Bagian spesifik pertama harus menjelaskan barang atau jasa yang kita tawarkan, bagaimana cara kerjanya, dan mengapa barang/jasa tersebut diperlukan dan apa keuntungannya. Jangan menjual barang atau jasa dengan detil yang terlalu banyak di dalam bagian ini. Gunakan bagian ini sekedar untuk memperjelas kepada pembaca tentang apa yang kita jual.

d) Kajian pasar

Gunakanlah bagian ini untuk membahas kebutuhan dan hasrat yang terungkap untuk barang dan jasa kita di pasar dengan menggunakan contoh-contoh riteler dan barang atau jasa yang ada saat ini. Jelaskan mengapa pasar tidak mampu sepenuhnya menjawab permintaan konsumen dan mengapa versi barang atau jasa kita mampu melakukannya.

e) Strategi pemasaran

Bagian ini memuat strategi pemasaran yang diawali dengan detil profil tentang konsumen yang potensial. Buatlah pengelompokan konsumen dalam target primer dan target sekunder. Gunakanlah aspek-aspek demografi seperti jenis kelamin, umur, etnis, tingkat penghasilan atau lokasi.

f) Informasi keuangan

Bagian ini memuat semua biaya operasi di dalam bisnis, termasuk biaya produksi, overhead, start-up capital needs, projected revenues dan projected profits Sertakan anggaran di dalam spreadsheet untuk ditelaah oleh investor. Cantumkan proyeksi satu, dua, atau tiga tahun mendatang, dengan proyeksi pendapatan dan biaya. Sertakan pula proyeksi konservatif dan proyeksi optimistis untuk membantu investor yang potensial untuk menemukan skenario-skenario yang berbeda.

g) Implementasi

Jelaskan bagaimana kita akan meluncurkan dan mengoperasikan bisnis jika kita mengamankan modal. Sertakan sebuah bagan organisasi, deskripsi penugasan, outline pay and benefits, lisensi, tarif dan aspek-aspek hukum lainnya yang akan perlu kita kelola. Cantumkan kualifikasi untuk menjalankan bisnis dan latar belakang dari karyawan atau konsultan yang akan digunakan.

Pengendalian dan pengukuran

Jika bisnis baru telah mulai berjalan maka kita akan perlu mengawasi operasinya dari dekat untuk mengetahui apakah operasi berjalan seperti yang diproyeksikan. Menunggu hingga 3 bulan untuk membandingkan revenue dengan belanja boleh jadi terlalu lama jika penjualan kita terlalu rendah atau belanja terlalu tinggi. Berikan rincian tentang langkah-langkah yang akan ditempuh untuk mengawasi kinerja dari bisnis baru tersebut.

Lampiran

Buatlah lampiran untuk dokumen lain-lain, seperti riset pasar, biografi pelaku kunci, daftar referensi, screenshot website atau sample iklan. Kita dapat pula melampirkan anggaran.

---
Sam Ashe-Edmunds, Demand Media | Houston Chronicle

Minggu, 27 Maret 2016

Misi

Menjadi badan usaha dengan kinerja terbaik dalam bidang agribisnis dan perdagangan umum, yang dikelola secara profesional dan inovatif dengan orientasi mutu hasil agar tumbuh berkembang untuk bersaing sehingga memenuhi harapan dan memuaskan pihak-pihak yang berkepentingan (stakeholder) serta memberikan yang terbaik melalui penerapan GCG (Good Corporate Governance) dalam setiap kegiatan usaha.

Memberikan layanan yang lengkap dan kompetitif terhadap konsumen, melakukan perdagangan umum yang beraneka ragam produk dengan kualitas terbaik serta memperluas cakupan wilayah pemasaran baik di dalam maupun di luar negeri.

Meningkatkan kesadaran masyarakat agar memiliki andil dalam mengelola adanya limbah yang dihasilkan oleh industri pertanian (agroindustri) serta turut mendukung program pemerintah dalam upaya menjaga kelestarian lingkungan.

Tentang Kami

Berawal dari hobby dalam dunia pertanian, perikanan dan peternakan secara sederhana dan memasarkan sendiri hasilnya yang mulai sejak tahun 1990 hingga pada akhirnya pada November 2015 didirikan di Semarang di bawah Notaris Siti Choiriah, SH, M.Kn dengan Nomor 26 Tanggal  27 November 2015 sebagai CV BANYUMILI NGUNDHUH REJEKI yang berkedudukan di Semarang. Dengan Surat Ijin Usaha Perdagangan (SIUP) Kecil dengan Nomor 517 / 5394 / 11.1 / PK / XII / 2015 dan Tanda Daftar Perusahaan (TDP) dengan Nomor 11.01.3.47.21300.

CV BANYUMILI NGUNDHUH REJEKI adalah sebuah perusahaan yang bergerak di bidang agribisnis (pertanian, perikanan, peternakan, perkebunan, dan kehutanan), kuliner serta perdagangan umum yang berwawasan lingkungan. CV BANYUMILI NGUNDHUH REJEKI yang berfokus pada kegiatan awal di bidang agri-marketing, agri-produksi dan perdagangan umum ini, diharapkan dapat mendorong ekonomi lokal menjadi basis kegiatan dalam agribisnis. Selain itu, juga diharapkan mampu menyumbangkan yang terbaik untuk jasa di bidang lingkungan hidup bagi mitra kerja, masyarakat dan lingkungan hidup.

Secara konsepsional saat ini CV BANYUMILI NGUNDHUH REJEKI merupakan suatu sistem usaha di bidang pertanian, peternakan, perikanan, perdagangan hasil bumi dan supplier yang meliputi kegiatan manajemen bisnis pertanian, perkebunan, peternakan dan perikanan di tingkat hulu, produksi komoditi pertanian (on-farm) dan bisnis di tingkat hilir berupa kegiatan pasca-panen dan pemasaran hasil produksi. Kegiatan bisnis di tingkat hulu meliputi kegiatan produksi, pengadaan dan penyaluran agro input yang kemudian masuk pada proses produksi komoditi pertanian, peternakan dan perikanan dan selanjutnya masuk pada proses pasca-panen, termasuk agroindustri/pengolahan hasil (integration farm). Demikian halnya dalam bidang lingkungan hidup, dapat memberikan sumbangsih berupa jasa konsultasi dan analisis secara ilmiah bagi seluruh mitra kerja dalam kaitannya pada kegiatan industri secara menyeluruh sehingga dapat memberikan dampak positif bagi lingkungan sekitar.

Kontak Kami

CV Banyumili Ngundhuh Rejeki
Jalan Kendeng Barat No. 36, Sampangan
Kota Semarang, Provinsi Jawa Tengah
Telepon: 082137867558
e-mail: banyumiliae@gmail.com

Corporate Strategic Management

Strategic management is a combination between state-of-the-art and science in formulating, implementing, and evaluating cross-functional decisions, which allow an organization to obtain its future objectives. Strategic management indirectly integrates marketing, financial, production, research and development management as well as computer-based information system to support the organization’s success.

Strategic management allows the organization to perform and to develop agribusiness and agrindustrial efforts pursuant to Indonesian agricultural concept of harmony, natural, and sustainable. The information and communication technology aid with global orientation is necessary while environment sustainability and local wisdom still become the supreme priority.

CV BANYUMILI NGUNDHUH REJEKI has formulated effective and sustainable agribusiness planning as follows:
1. Production aspect; raw materials availability (quantity, quality, and sustainability).
2. Distribution aspect; competitiveness.
3. Technological aspect; efficiency-oriented technological advance.
4. Social aspect; civil society empowerment and employment.

Visi

Menjadi perusahaan besar dan kuat dalam bidang agribisnis dan perdagangan umum yang berwawasan lingkungan sehingga mampu memberikan manfaat bagi perusahaan, mitra kerja, masyarakat dan lingkungan hidup.